Sejarah Munculnya Wi-Fi

blogger templates
Pada kebanyakan sejarah pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, biasanya kemlompok swasta mengusir pemerintah jauh-jauh saat mereka sedang melakukan riset dan baru melibatkan pemerintah pada tahap komersialisasi produk.


Tapi dalam kasus Wi-Fi berbeda. Pada teknologi ini pemerintahlah, dalam hal ini pemerintah Amerika, justru berinisiatif mendorong lahirnya inovasi Wi-Fi. Bahkan disebutkan "Wi-Fi adalah ciptaan regulasi, dibuat lebih oleh pakar hukum ketimbang oleh insinyur," gurau seorang pakar regulasi Mitchell Lazarus. Kenyataannya memang demikian. Wi-Fi mungkin tidak akan pernah eksis tanpa keputusan yang diambil Federal Communications (FCC) Amerika Serikat tahun 1985 untuk membuka beberapa spektrum frekuensi yang dapat digunakan tanpa membutuhkan lisensi (unlicensed).

Langkah itu terhitung baru dan revolusioner pada saat itu. Tapi FCC terus didorong oleh insinyur mereka yang visioner, Michael Marcus. Michael mengambil tiga bagian spektrum frekuensi untuk industri, sains, dan medis serta membukanya untuk keperluan komunikasi.

Frekuensi-frekuensi yang berada di 900 Megahertz (Mhz), 2.4 Gigahertz (Ghz), dan 5.8 Ghz itu sering dicap sebagai pita frekuensi sampah (garbage band). Mereka sebenarnya sudah dialokasikan untuk peralatan di luar komunikasi seperti microwave oven yang biasa dipakai memanaskan makanan.

FCC lantas membuat mereka bisa digunakan untuk kepentingan komunikasi, syaratnya harus diciptakan teknologi agar setiap peralatan yang digunakan di frekuensi ini mampu mengendalikan interferensi dari peralatan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan itu, FCC kemudian mengadopsi teknologi "spread spectrum" yang aslinya dikembangkan oleh militer untuk menyebarkan sinyal rentang frekuensi yang lebar.

Secara teknis metode ini berbeda sekali dengan pendekatan yang biasa dilakukan dalam mentransmisikan frekuensi secara tunggal dan terarah. Spread spectrum membuat sinyal-sinyal yang dipancarkan tidak saling berpotongan dan berinterferensi.

Dapat dicatat sekalipun paket kebijakan 1985 itu adalah sebuah produk regulasi yang visioner dan revolusioner, tidak ada kemajuan yang diraih kalau tidak didorongoleh adanya standar yang baku. Faktor yang membuat Wi-Fi bergerak adalah kehadiran standar yang bisa digunakan untuk keperluan industri secara luas.

Awalnya vendor-vendor peralatan nirkabel untuk Local Area Network (LAN) seperti Proxim dan Symbol mengembangkan peralatan Wi-Fi mereka masing-masing. Namun karena tidak dikembangkan secara bersama-sama, peralatan dari kedua vendor itu tidak bisa berkomunikasi satu dengan yang lain alias tidak kompatibel. Terinspirasi dengan kesuksesan Ethernet, standar untuk jaringan kabel telah dipakai luas di dunia, para vendor menyadari bahwa jaringan nirkabel juga memerlukan sebuah standar. Sebab mereka percaya konsumen akan mudah mengadopsi teknologi jika mereka tidak terkungkung pada produk vendor tertentu.

Pada 1998 sebuah perusahaan teknologi NCR Corporation, berniat memanfaatkan Wi-Fi untuk keperluan produk cash register nirkabel mereka. Direksi NCR lalu meminta salah seorang insinyur mereka, Victor Hayes, untuk membuat standar Wi-Fi. Bersama Bruce Tuch dari Laboratorium Bell, Hayes kemudian mulai mendekati Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang sebelumnya telah membentuk komiter 802.3 yang berhasil meneruskan standar Ethernet. Gayung bersambut, IEEE kemudian setuju untuk membentuk sebuah komite yang bernama 802.11. Hayes duduk sebagai ketuanya.

Namun perjuangan itu tidak mudah. Pasa yang terfragmentasi membuat para vendor sulit untuk menyetujui sebuah definisi dan standar yang diterima lebih dari 75 persen anggota komite. Akhirnya pada tahun 1997 komite berhasil menyetujui spesifikasi dasar.

Spesifikasi ini memungkinkan transfer data sebesar 2 Mbps dan menggunakan dua teknologi spread-spectrum, yaitu frequency hopping dan direct-sequence transmission. Teknologi pertama dapat menghindari interferensi dari sinyal lain dengan cara melompatii frekuensi radio, sedangkan yang kedua mampu menyebarkan sinyal melampaui frekuensi yang lebar.

Tak lama berselang pada tahun yang sama sebuah standar yang baru dipublikasikan dan para insinyur mulai bekerja mengembangkan prototipe peralatan untuk melengkapi standar itu.

Ada dua varian muncul. Pertama 802.11b yang beroperasi di frekuensi 2.4 GHz. diratifikasi pada Desember 1999, dan kedua 802.11a yang beroperasi di frekuensi 5.8 GHz. diratifikasi pada Januari 2000. Varian 802.11b atau yang dikenal sebagai Wi-Fi sekarang, dikembangkan oleh Richard van Nee dari Lucent dan Mark Webster dari Intersil (telah berubah menjadi Harris Semiconductor). Menyusul ratifikasi standar itu perusahaan-perusahaan teknologi mulai membangun peralatan 802.11b yang kompatibel. Tapi meskipun spesifikasinya telah dibuat sangat panjang dan kompleks (setebal 400 halaman) masalah kompatibilitas tetap ada.

Lantas di bulan Agustus 1999, enam perusahaan yaitu Intersil, 3Com, Nokia, Aironet, Symbol, dan Lucent bergandengan tangan mendirikan Wireless Ethernet Compatibility Alliance (WECA) yang kemudian hari berganti nama menjadi Wi-Fi Alliance.

Ide WECA adalah mensertifikasi produk dari vendor-vendor yang berbeda sehingga bisa benar-benar kompatibel satu dengan lainnya. Tetapi terminologi WECA Compatible atau IEEE 802.11b Compliant terasa sulit di lidah. Sebuah teknologi baru membutuhkan nama yang lebih user friendly.

Konsultan merek yang disewa aliansi itu kemudian menyarankan sejumlah nama seperti "FlankSpeed" dan "DragonFly". Tetapi kemudian yang terpilih adalah Wi-Fi. Selintas kedengarannya seperti bunyi "Hi-Fi". Sebenarnya memang itulah tujuannya, yaitu mengingatkan vendor dan konsumen pada ide kompatibilitas dengan mengambil contoh CD player yang dapat bekerja dengan baik di produk amplifer buatan produsen lainnya. Kepanjangan Wi-Fi sebagai Wireless-Fidelity lahir kemudian.

Setelah teknologi distandarisasi, memiliki nama, sekarang bayi Wi-Fi membutuhkan seorang jagoan untuk menembus pasar dan mereka memilih Apple sebuah perusahaan pembuat komputer yang terkenal inovasinya.

Perusahaan itu kemudian menantang Lucent, kalau mampu membuat adapter Wi-Fi dengan harga di bawah US$ 100 per unitnya, maka Apple akan melengkapi setiap laptopnya dengan slot Wi-Fi.

Lucent menyanggupi permintaan itu. Pada Juli 1999 Apple menepati janjinya memperkenalkan WI-Fi sebagai pilihan di dalam laptop iBook di bawah merek AirPort. Pembuat komputer lainnya segera mengikuti langkah ini. Wi-Fi akhirnya mulai dilirik komsumen korporat pada 2001.

Wi-Fi berkembang seiring dengan semakin populernya Internet pita lebar berkecepatan tinggi di rumah-rumah. Wi-Fi menjadi salah satu cara untuk membagi koneksi Internet itu ke beberapa komputer. Pada masa itu Wi-Fi terutama digunakan untuk jaringan rumah.

Bersamaan dengan tersebarnya teknologi ini layanan access point berbayar yang dikenal dengan nama hotspot mulai dikenal area publik seperti kedai kopi dan kampus. Meskipun pada kenyatannya banyak operator hotspot telah gagal dan viabilitas komersil layanan hotspot tidak jelas.

Sementara itu FCC kembali membuat peraturan yang mendorong lahirnya varian baru teknologi Wi-Fi yang dikenal sebagai 802.11g. Keluarga Wi-Fi termuda ini menggunakan teknologi spread spectrum baru yang lebih maju yang disebut Orthogonal Frequency-Division Multiplexing (OFDM) dan dapat mencapai kecepatan 54 Mbps di frekuensi 2.4 GHz.


Apa berikutnya? Itu pertanyaan yang banyak diajukan pengguna Wi-Fi. Wi-Fi percaya akan meminggirkan teknologi nirkabel lainnya. Mereka haqqul yaqin hotspot akan segera menurunkan pamor jaringan seluler generasi ketiga yang digunakan untuk menghantar data berkecepatan tinggi ke pengguna.

Perkiraan ini tidak berlebihan, karena sekarang tengah digarap beberapa aplikasi hotspot dalam bentuk yang lebih luas dengan menggunakan metode Wi-Fi dan WiMAX sebagai Metropolitas Area Network nirkabel. Wi-Max diposisikan sebagai versi yang lebih luas dari Wi-Fi. Bekerja pada kecepatan 70 Mbps dengan jangkauan sampai 50 kilometer.

Secara sederhana dapat dikatakan konsep ini mirip dengan konsep sel di dalam jaringan telekomunikasi seluler. Tujuannya, setiap area hotspot dapat berhubungan satu dengan yang lain, termasuk bisa melakukan roaming di antara sel-sel nirkabel, sehingga akhirnya kumpulan hotspot yang luas akan membentuk sebuah jaringan metro yang luas.

Masa depan Wi-Fi untuk pengguna rumahan juga semakin luas, apalagi dengan adanya peralatan rumah tangga seperti sound system nirkabel, yang membuat penggunanya dapat dengan nyaman menempatkannya di manapun di dalam rumah tanpa perlu direpotkan urusan dengan kabel.

Sumber Gambar : https://instasafe.com/blog/2016/05/25/wi-fi-connection-risk/

0 Response to "Sejarah Munculnya Wi-Fi"

Posting Komentar